CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

16 Januari, 2009

PRESIDEN KITA

Pemilihan Caleg 2009 lebih penting dari Pemilihan Presiden

Koran Sindo
14 January 2009

Oleh: Wimar Witoelar

Calon-calon untuk pemilihan presiden 2009 belum diketahui, walaupun secara kenyataan, baik dipandang secara politis maupun dalam persepsi umum, sekarang ada lima calon: Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Sukarnoputri, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Prabowo Subianto, Wiranto. Urutan dalam berbagai polling kira-kira sebagaimana dituliskan itu. Tidak diperlukan analisa ahli untuk memberikan prediksi bahwa SBY akan menang lagi. Dilihat dari kondisi hari ini 13 Januari 2009, tentunya. Mungkin lain lagi nanti tanggal 5 Juli 2009, dan mungkin beda lagi hasilnya.

DPR

Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat 2009. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari 50% dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Apabila tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. (wikipedia)

Sedangkan diluar lima calon yang disebut pada awal tulisan ini, ada banyak nama yang sudah menyatakan diri calon Presiden, misalnya Abdurrahman Wahid, Akbar Tandjung, Yusril Ihza Mahendra. Ada yang mungkin mencalonkan diri atau mau mencalonkan diri tapi belum punya partai, seperti Jusuf Kalla, Yuddy Chrisnandi dan Rizal Ramli. Ada yang sudah mengundurkan diri dengan alasan habis uang, seperti Rizal Mallarangeng, Sutiyoso, Sutrisno Bachir. Ada lagi orang yang banyak diinginkan orang untuk jadi calon presiden, tapi dia sendirinya tidak menunjukkan minat, seperti Sri Mulyani dan Faisal Basri.

Lalu, apa maksudnya judul tulisan ini? Mengapa pemilihan calon legislatif di Pemilihan Umum 2009 lebih penting dari pemilihan Presiden?

Daftar pemilih di Ottawa, Kanada tersedia di pemilu.indonesia-ottawa.org, ada 589 orang. Apakah daftar pemilih di RT/RW anda diketahui secara terbuka? Calon legislatif bisa dilihat di jalan-jalan. Di kota-kota seperti Yogyakarta, jalan-jalan sudah semarak dengan poster, billboard dan baliho. Banyak yang mengeluh dengan banyaknya “banci tampil,” tapi pengeluh sendiri bisa mengeluh bahwa sosialisasi Pemilu kurang. Mungkin golongan pemilih kedua yang akan bersaing dengan Golput adalah Golluh atau Golongan Mengeluh. Golrap atau Golongan Berharap senang dengan promosi calon, jadi tahu apa pilihannya. Sama dengan orang membaca majalah gadget, jadi tahu apa saja yang dia bisa pilih. Hidup adalah pilihan, orang bilang. Tapi dalam demokrasi, banyak pendapat berbeda. Ada yang tidak senang memilih. Sudahlah, jangan jor-joran rebutan kursi, kerja saja membangun ekonomi. Mereka mungkin yang senang keadaan dengan Sukarno dan Suharto dimana Pemilu hanya pembuangan uang dan waktu, dan pemilihan caleg dilakukan oleh Presiden Suharto sendiri.

Untuk orang yang berpikiran positif, yaitu sebagian besar orang pembaca tulisan ini (kalau sebel sama Pemilu pasti sudah tidak mau baca lagi ulasan seperti ini), pemilihan caleg penuh dengan misteri. Siapa calonnya, bagaimana penghitungannya, kapan dilakukannya

Mulai dengan yang gampang dulu. Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2009 diselenggarakan secara serentak untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2009-2014. Pemilihan umum ini dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 9 April 2009 (sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 5 April, namun kemudian diundur). Itu menurut Wikipedia jadi keterangan mutakhir. Siapa calonnya? Kelihatannya tidak ketahuan, padahal banyak sumber asal mau cari di internet. Misalnya anda bisa tanggapi, apakah website yang satu ini fair dan lengkap atau tidak: www.calegindonesia.com

Pemilihan caleg 2009 pada saat ini lebih penting dari pemilihan presiden, sebab tanggalnya saja lebih dulu. Jadi sudah harus mulai mikir, mau milih siapa. Pemilihan caleg tanggal 9 April sedangkan pemilihan presiden tanggal 5 Juli. Lagipula, sebelum hasil pemilihan caleg diumumkan, kita tidak bisa memastikan siapa bakal calon presiden. Sebab jumlah suara setiap partai harus dihitung, dan dari partai yang terwakili dalam DPR, ditentukan partai mana yang berhak mengajukan calon presiden. Ada partai yang bisa sendirian mengajukan calon Presiden, ada yang harus membentuk koalisi. Sebab menurut ketentuan, ‘Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat 2009.’
Saat ini tidak begitu penting siapa yang calon presiden 2009, sebab masih harus ditentukan secara resmi setelah pemilihan caleg 9 April 2009. Lebih utama lagi adalah bahwa calon presiden akan hadir sendiri dalam kesadaran kita sebab semua pemberitaan akan terfokus pada mereka dalam media massa dan obrolan sehari-hari. Tapi calon legislatif masih gelap bagi sebagian besar diantara kita, jadi kita perlu mempelajari lebih teliti dari segala sumber, sebab ibarat ujian, kalau mulai mikir waktu menghadapi kertas pemilihan, bisa grogi sebab pasti formulir pemilihan akan terisi ratusan nama dan layout yang rumit. Lebih susah daripada menggunakan facebook pertama kali!

Seperti mengisi facebook, mengisi formulir Pemilu juga hanya bisa dipelajari dengan satu cara: Lihat-lihat, coba-coba. Mintalah contoh daftar pemilihan sedini mungkin dari KPU anda terdekat. Sekarang, catatan terakhir yang penting dari segi substansi, bukan prosedur. Dalam prediksi pragmatis, kemungkin terpilihnya SBY besar sekali. Bahkan saat ini susah dibayangkan, ada orang lain yang bisa lebih kuat dari dia, kecuali kalau dia membuat blunder, dan blunder itu sebetulnya akan datang dari pembantu dia atau cara dia menanggapi pembantunya. Dar tahun 2004 sampai sekarang, persoalan SBY bukan pada dirinya tapi dalam kelemahan bersikap tegar terhadap pembantunya, dan terhadap politik DPR. Jadi, karena pemilihan ulang SBY sudah hampir merupakan kenyataan, yang penting sekarang adalah mengusahakan tampilnya DPR yang lebih bermutu dan membatasi ketergantungan SBY pada perusak masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar